Kamis, 14 Oktober 2010

Balada Anak di Negeri Dongeng

Tersediakah Kemerdekaan Bagi Anak?

Anak merupakan generasi baru, tinggal bagaimana menciptakannya. Dalam mewujudkan hal tersebut, anak memiliki kewajiban dan juga hak dalam memperoleh kemerdekaan lebih. Baik dalam pendidikan maupun kreatifitas. Kemerdekaan sendiri merupakan sesuatu yang didambakan bagi siapapun, termasuk anak. Kemerdekaan yang diminta seorang anak sangatlah sederhana. Anak hanya meminta kebebasan, tentunya dengan perhatian penuh dari orang tua ataupun orang yang lebiih dituakan.
Akan tetapi, apakah kemerdekaan tersebut sudah diperoleh anak secara penuh? Maraknya trafficking, ekploitasi, buta aksara, sampai dengan kesulitan untuk memperoleh pendidikan dan hiburan yang bermutu menjadi problematik bagi anak. Realita menyedihkan bagi masyarakat, apalagi Indonesia secara jelas menyatakan melalui pembukaan UUD 1945 adanya tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menjadi Kenyataan atau Sekedar Dongeng

Beberapa waktu lalu penulis sempat mengamati indahnya permainan anak. Bila anak dalam masyarakat tertentu cenderung bersikap pasif dalam kreatifitas, terlebih dengan penyajian permainan yang segala instan. Berbeda dengan kelompok anak tertentu di daerah pedalaman dengan kesulitan memperoleh akses dari dunia luar. Tayangan laskar pelangi tidak hanya terdapat dalam tayangan film. Tetapi menjadi kenyataan, bagaimana indahnya anak bermain perosotan dengan menggunakan pelepah pisang. Ataupun bagaimana keriangan kelompok anak dengan bamboo. Insiatif dari bahan sederhana membuat anak lebih berpikir kritis dan banyak nilai positif yang tentunya diperoleh.

Bagaimana dengan hiburan yang sering dinikmati oleh anak? Hiburan yang sering kali dinikmati adalah televisi. Tidak hanya menjadi salah satu kesenangan, pemerolehan informasi, tetapi televisi secara sadar maupun tidak sadar merupakan sarana proses pembelajaran dari segala aspek. Tidak heran pemerintah secara khusus memiliki lembaga independen dalam mengamati tayangan televisi maupun film yang tampil di bioskop. Apakah tayangan yang ada sudah cocok bagi keperluan anak? Atau apakah masih ada tayangan yang baik untuk dinikmati anak?

Memprihatinkan memang kondisi dari hiburan sederhana dan murah yang hampir dimiliki setiap rumah. Disatu sisi penampilan ataupun ajakan dalam sebuah tayangan kadang menipu masyarakat. Ketika dari penampilan awal menarik untuk ditonton anak-anak, tetapi di dalam isi cerita banyak adegan berbahaya bahkan “syur” di dalamnya. Sebaliknya bila beberapa tayangan positif untuk anak. Namun disayangkan kutipan iklan ataupun selipan produk berbahaya bagi kepentingan dan pendewasaan anak secara tersendiri. Dari kenyataan tersebut, masih adakah kebebasan anak dalam hal sederhana memperoleh informasi? Apakah kemerdekaan anak dapat diperoleh dalam kehidupan sehari-hari atau hanya sekedar menjadi cerita dongeng?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar