Kamis, 14 Oktober 2010

PEMERATAAN PENDIDIKAN SOLUSI SEGALA BIDANG

Pendidikan, siapa yang tidak membutuhkannya? Pendidikan menjadi kebutuhan terpenting dalam hidup bermasyarakat. Setiap orang tua berusaha menyekolahkan anak mereka kedalam pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan melebihi pendidikan orang tuanya.

Dari fenomena tersebut, tidak mengherankan seorang anak harus bersekolah di tempat yang jauh dari tempat tinggal. Terasa kebanggaan dari seorang anak yang bersekolah bila mampu bersekolah di tempat yang menjadi favoritnya. Status dan martabat seseorang pun dapat terangkat dengan bersekolah di tempat yang berkualitas baik. Orang tua yang memilih sekolah tertentu, dikarenakan beberapa hal. Sebut saja lulusan yang mampu meraih prestasi tertinggi dalam karier (masa depan), akreditas, fasilitas, biaya, dan lokasi.

Namun, karena sekolah favorit hanya terdapat di daerah tertentu. Bahkan, jauh dari tempat tinggal. Mengakibatkan siswa/i harus berangkat menggunakan kendaraan, baik kendaraan pribadi dengan sedikit presentase (karena belum mempunyai Surat Ijin Mengemudi (SIM)), dihantar oleh orang tua melalui kendaraan dengan presentase yang cukup banyak, ataupun menggunakan kendaraan umum dengan presentase lebih banyak lagi.

Hal tersebut dianggap oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta, sebagai permasalahan baru. Sehingga apa yang dilakukan oleh Pemda DKI, dalam menghadapi permasalahan tersebut? Pembagian jam berangkat dan pulang, termasuk juga yang diterapkan oleh pelajar dianggap solusi tepat.

Sungguh ironis, disatu sisi alasan pemajuan jam sekolah dijadikan alasan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Terlalu sulit untuk dihitung dengan logika, oleh kacamata orang awam.

Sempat terpikir dalam benak pikiran. Apakah tidak ada pemecahan jalan lain? Kenapa tidak dicoba untuk memecah pemusatan siswa/i berkumpul di satu sekolah? Atau, dilakukan dengan usaha agar siswa/i mau bersekolah di tempat yang lebih dekat dengan tempat tinggal? Tentunya kualitas yang sama baik, mampu secara finansial, dan fasilitas yang baik pula membuat siswa/i tidak ragu untuk pergi ke sekolah dekat tempat tinggal. Lebih tepatnya PEMERATAAN PENDIDIKAN.

Terlebih Jakarta sebagai Ibukota seharusnya dijadikan barometer bagi daerah-daerah lain di Negeri Indonesia. Bila karena bangun pagi anak sekolah akan terganggu secara psikologis sehingga secara tidak langsung menurunkan kualitas. Atau, catatan lain karena sekolah yang unggul dan favorit hanya terdapat di daerah tertentu? Apakah Jakarta patut dihargai sebagai barometer bila terlihat dengan jelas tidak ada pemerataan pendidikan? Jangan-jangan potret sekolah yang hampir rubuh, atau kesulitan dalam mengapai prestasi lebih tinggi oleh seorang anak, yang dibicarakan di berbagai media di beberapa daerah terjadi di Ibukota ini. Ehm ... semoga hal tersebut tidak terjadi. Mungkin saatnya berpikir ’tuk pemerataan pendidikan !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar