Kamis, 14 Oktober 2010

Tidak Hanya Sekedar Nasi Putih

Pendidikan dasar gratis bagi masyarakat, kerap kali ditemui dalam layananan masyarakat di media cetak maupun elektronik. Meskipun pendidikan gratis tersebut baru ditujukan kepada siswa/i Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Setidaknya hal ini patut mendapat apresiasi lebih. Bahkan menurut beberapa lembaga, Jakarta mempunyai porsi lebih besar berdasarkan jumlah untuk peningkatan pendidikan.

Di sisi lain pendidikan yang dijanjikan gratis tersebut, (dari pengakuan beberapa orang tua),masih ada pemungutan biaya yang diperlukan untuk pendidikan anaknya. Di luar seorang anak tentunya ditambahkan oleh penuturan Ade Irawan. Seorang anak tentunya membutuhkan beberapa hal dalam bersekolah. Sebut saja pakaian sekolah, buku pelajaran (yang tiap tahun harus berganti), Lembar Kerja Siswa (LKS), sampai dengan uang saku siswa.

Pertanyaan dari beberapa pihak adalah, menu gratis seperti apakah yang disajikan dalam sajian gratis makanan utama anak-anak Indonesia. Bila disimak dalam layanan masyarakat yang disajikan, tertera pendidikan gratis tersebut berlaku untuk sekolah negeri, dan bukan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) ataupun Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Bila pemberlakuan gratis tersebut tidak diberlakukan kepada semua sekolah. maka terkesan pendidikan gratis yang diberikan hanyalah menu sederhana. Apakah menu sederhana tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anak Negara, dalam peningkatan kualitasnya?

Lalu menu seperti apa yang disajikan dalam pendidikan gratis? Hanya berupa nasi putih dan sayur, ataukah sudah memenuhi 4 sehat 5 sempurna? Bila berupa nasi dan sayur tersebut, mampukah seorang anak bersaing dengan seorang anak dari luar yang sudah lengkap dengan menu utama sampai dengan steak yang tersedia dan siap untuk disantap. Pertanyaan dan tantangan tersebut tentunya harus mampu dijawab. Penjawaban wajib belajar sembilan ataupun dua belas tahun dibeberapa daerah dengan pendidikan gratis. Sudah mampukah menjawab kebutuhan masyarakat yang ada? Tentunya dengan perkembangan perubahan jaman terus menerus yang berkembang pesat.
Memberikan Daging untuk Kebutuhan

Meningkatkan kebutuhan yang semula hanya berupa nasi, akan timbul keinginan menambahkan potongan daging dalam menu utama tersebut. Bagaimana caranya? Hal tersebut merupakan tanggung jawab dan kepedulian bersama yang harus diemban. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan, atau masyarakat yang harus memberikan daging untuk kebutuhan anak bangsa?

Kesadaran tersebut tentunya harus diamini bersama. Bila semua Negara menetapkan pendidikan gratis, tentunya porsi akan berbeda satu dengan yang lain. Terlebih Indonesia memilih kelebihan, karena kita masih diberikan nasi sebagai makanan pokok (bila Negara lain makan kentang). Mari jadikan Indonesia Negara berpendidikan yang baik, dan tentunya menjadikan Jakarta sebagai barometer pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar