Rabu, 13 Oktober 2010

Museum Kebangkitan Nasional, Tempat Wisata Ilmu

Pernah tahu Fakultas Kedokteran UI yang ada di Salemba...??? Rasanya belum lengkap, bila belum pergi ke Museum Kebangkitan Nasional. Di Museum ini secara kita bisa belajar secara lengkap dengan histori, awal mula sejarah pendidikan Indonesia dimulai.. Ditambah lagi tentang sejarah Budi Utomo Kebudayaan Nasional

Museum dalam pemahaman masyarakat sehari-hari, kadang diidentikkan dengan penyimpanan benda kuno, atau tempat untuk mengenang hal-hal dimasa lalu. Keberadaan Museum-pun mulai dipertanyakan, karena kurangnya ketertarikan masyarakat. Beberapa masyarakat, didominasi masyarakat muda (pelajar, mahasiswa,ataupun peneliti) pergi ke Museum, karena ada suatu kegiatan baik berbentuk tugas maupun observasi, yang harus dilakukan. Bagaimana kesadaran masyarakat secara umum? Hal tersebut menjadi tugas dari pemerintah, juga segala lapisan masyarakat.

Museum berdasarkan definisi ICOM (The International Council of Museum), yaitu sebuah badan (lembaga) tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang bertugas untuk menghimpun, merawat, meneliti dan menyajikan untuk kepentingan studi (pendidikan), penikmatan (kesenangan) setiap barang (benda) sebagai pembuktian barang material manusia dan lingkungannya. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah RI tahun 1995, dijelaskan tentang fungsi Museum, adalah lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.

Dilihat dari fungsi kegunaan ketika masa lalu, Museum Kebangkitan Nasional yang terletak di Jl. Dr Abdul Rahman Saleh, No.26,Jakarta Pusat, merupakan tempat yang pernah digunakan untuk Sekolah kedokteran Bumi Putra atau lebih dikenal dengan sebutan STOVIA (School Tot Van Inlandsche Artsen). Keberadaan sejarah Museum juga sangat kental dengan awal pendidikan bangsa Indonesia. Hal tersebut dipertegas Drs. Isnudi, sebagai salah satu dari 50 karyawan di Museum Kebangkitan Nasional.

STOVIA berdiri tahun 1899, keberadaannya digunakan untuk pendidikan kedokteran tahun 1902 sampai 1925 (serta mengawali terjadinya Boedi Oetomo yang didirikan pelajar STOVIA). Pendidikan STOVIA menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran (oleh karena itu, Museum Kebangkitan Nasional digunakan Fakultas Kedokteran UI sebagai tempat ajar oleh mahasiswa baru). Tahun 1926 sampai 1942 dipergunakan untuk pendidikan MULO (SMP) dan AMS (SMA), serta sekolah Asisten Apoteker. Masa pendudukan Jepang tahun 1942 -1945 gedung STOVIA dipergunakan untuk menampun para tawanan Belanda. Pasca kemerdekaan 1945-1973 dihuni oleh bekas keluarga tentara Belanda dan masyarakat Ambon. Kemudian tahun 1973 -1874, karena dinilai memiliki nilai sejarah. Maka, keberadaan gedung dipugar dan dikelola oleh pemerintah DKI Jakarta, kemudian tahun 1983 dijadikanlah gedung STOVIA sebagai Museum Kebangkitan Nasional.

Saat masuk Museum, pengunjung hanya dikenakan biaya Rp.100,00 – Rp. 250,00 (rombongan) atau Rp. 250,00 – Rp.750,00 (perorangan). Pengunjung pertama kali dapat melihat ruang I, disebut Ruang Pengenalan (berisi garis besar yang dapat diketemui, dan fungsi ruangan). Kemudian pengunjung diajak masuk ke ruang II,disebut Ruang Pergerakan Nasional (berisi awal masuknya penjajahan asing masuk Indonesia dengan keadaan Indonesia saat itu), Ruang III, disebut Ruang Awal Kesadaran Nasional (berisi kesadaran nasional dengan lahirnya Boedi Oetomo. Ruangan ini juga berisi koleksi yang berhubungan pendidikan dan kesehatan (kedokteran)). Ruang IV,disebut Ruang Pergerakan Nasional (berisi mengenai berdirinya Boedi Oetomo sampai dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Didalamnya terdiri dari ruang memorial Budi Utomo, ruang peragaan persidangan Pembelaan Dr.H.F.Roll, ruang peragaan kelas kedokteran STOVIA, dan ruang peragaan kelas Kartini.

Ehmm...., mungkin asyik bagi kita berwisata di tempat sejarah. Kalo bukan kita, siapa lagi yang mencintai negeri ini.
(Agustinus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar