Rabu, 13 Oktober 2010

tulisan lama di Tabloid Pendidikan GOCARA - Kepedulianku Menciptakan Perubahan

Kepedulian lebih menggambarkan sikap personal, kelompok, ataupun suatu instansi terhadap suatu sifat perbuatan untuk pihak/orang lain. Berbagai macam bentuk kepedulian diciptakan untuk menghasilkan suatu hal positif, nilai plus ataupun perubahan.

Catat saja di bidang energi sumber daya manusia, penemuan akan penghematan energi untuk menekan biaya bahan bakar yang tinggi. Di bidang pangan baru-baru ini dari Pemerintah Pusat dengan pro kontra mengeluarkan padi supertoy. Kesemua hal tersebut bertujuan menciptakan perubahan untuk hasil atau maksud tertentu.

Lalu, bagaimana dengan pendidikan? Pendidikan dengan keadaan ekonomi masyarakat saat ini,seolah semakin menjadi saling bertempur. Dengan keadaan ekonomi yang kurang, atau pendidikan masyarakat rendah akan semakin menimbulkan banyaknya pengganguran. Terlebih pasar bebas pendidikan dari negara lain semakin masuk kedalam negara ini.

Calon legistatif sampai dengan Presiden pemilu 2009, menyoroti pendidikan sebagai modal utama mereka. Begitu juga dengan perusahaan. Perusahaan tentunya menuntut SDM terbaik di perusahaan mereka untuk pengembangan bisnis. Hal tersebut juga dilakukan dalam target pasar, yang difungsikan agar tertarik,mencerdaskan kehidupan bangsa (seperti diharapkan pemerintah dan masyarakat) menutupi usaha/bisnis mereka dari hal tertentu, atau alih-alih untuk kepentingan perusahaan terhadap masyarakat, khususnya masyarakat muda yang masih ”haus” akan pendidikan.

Terlepas dari kepentingan tersebut, sebaiknya atau secara normatif, kepedulian timbul dari hati nurani untuk menciptakan perubahan lebih baik. Hal tersebut setidaknya dapat dilakukan oleh banyak pihak. Dari segi pemerintah, perusahaan swasta, BUMN, maupun bisa dilakukan keluarga mampu melalui Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA), yang telah dilakukan oleh banyak pihak.

Kesemuanya hal tersebut, kembali lagi pada sikap masing-masing personal, atau kelompok dari Negara dengan warna demokrasinya. Kepentingan untuk hanya tinggal ”home stay” saja, menikmati dengan merekuh sebanyak-banyaknya sumber daya yang ada di negara ini, atau dengan niat tulus mencintai negara ini dengan mau mengembangkan potensi (dari segala aspek termasuk pengembangan SDM). Terutama di bidang pendidikan sebagai modal kedepan. Setidaknya ada harapan tercermin pada pembukaan UUD ’45 dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga menjadi bukti konkret/nyata dengan hasil yang bisa dinikmati untuk ratusan juta penduduk Indonesia. Semoga !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar